PROMO CODE WEBSITEJUARA, POTONGAN 500RB
main-logo
Tim Web Ekspor08 Jul 2025

Potensi Ekspor Biji Kakao Indonesia: Data, Peluang, Tantangan, dan Cara Memulainya

Potensi Ekspor Kakao Indonesia

Indonesia merupakan salah satu produsen biji kakao terbesar di dunia. Komoditas ini memiliki peran penting dalam ekspor non-migas, khususnya dari sektor perkebunan. Meskipun produksinya besar, nilai tambah dan kontribusi terhadap devisa negara masih bisa ditingkatkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif mengenai angka ekspor, pangsa pasar, peluang, tantangan, persyaratan ekspor, serta cara memulai ekspor biji kakao, termasuk bagaimana pentingnya memiliki website bisnis ekspor sendiri.

1. Statistik dan Nilai Ekspor Biji Kakao Indonesia

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kakao Indonesia mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Berikut data terbaru:

  • Total nilai ekspor kakao (2023): sekitar USD 453 juta
  • Volume ekspor: mencapai ±150.000 ton
  • Kode HS biji kakao: 1801

Catatan: Ekspor masih didominasi oleh biji mentah (raw beans) dibandingkan produk hilir seperti bubuk kakao dan cokelat batangan.

2. Pangsa Pasar Ekspor Biji Kakao

Berikut adalah negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia:

Negara TujuanPangsa Pasar (%)Keterangan
Amerika Serikat28%Konsumen cokelat terbesar di dunia
Malaysia22%Pusat pengolahan dan re-ekspor kakao
Belanda15%Hub perdagangan kakao di Eropa
Jerman10%Industri cokelat premium
Singapura6%Transit dan distribusi regional

Sumber: BPS - Ekspor Kakao menurut Negara Tujuan

3. Peluang Ekspor Kakao Indonesia

✅ Permintaan Global Tinggi

Permintaan kakao diprediksi naik hingga 2030, seiring dengan meningkatnya konsumsi cokelat di India, Tiongkok, dan Afrika.

✅ Potensi Nilai Tambah

Lebih dari 70% ekspor kakao Indonesia masih berupa biji mentah. Jika diolah menjadi produk seperti bubuk, pasta, atau cokelat jadi, nilainya bisa naik berkali lipat.

✅ Tren Organik dan Berkelanjutan

Pasar premium di Eropa dan Amerika mulai mencari produk kakao organik dan fair trade dengan sertifikasi UTZ dan Rainforest Alliance.

4. Tantangan Ekspor Kakao

⚠️ Produktivitas Rendah

Produktivitas rata-rata kebun kakao Indonesia hanya 700–900 kg/ha, jauh di bawah Pantai Gading (1.500+ kg/ha).

⚠️ Mutu dan Kualitas Belum Konsisten

Masih banyak petani yang belum melakukan fermentasi biji secara optimal, serta hama seperti PBK masih jadi masalah utama.

⚠️ Kurangnya Investasi Pengolahan

Minimnya pabrik pengolahan menyebabkan ekspor tetap fokus pada bahan mentah.

5. Syarat Ekspor Biji Kakao

Untuk mengekspor kakao dari Indonesia, berikut dokumen penting yang dibutuhkan:

  • NIB (Nomor Induk Berusaha) – melalui OSS
  • SIUP dan NPWP
  • Invoice dan Packing List
  • PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) – melalui INSW
  • COA (Certificate of Analysis)
  • Sertifikat Phytosanitary dari Karantina Pertanian (jika diminta negara tujuan)
  • HS Code: 1801

Tambahan yang disarankan:

  • Sertifikasi UTZ / Rainforest Alliance
  • Sertifikasi halal
  • Labeling sesuai regulasi negara tujuan

6. Cara Memulai Ekspor Biji Kakao

Langkah pertama untuk masuk ke pasar ekspor adalah membangun kepercayaan. Salah satu cara paling efektif adalah memiliki website ekspor profesional.

Website membantu kamu untuk:

  • Terlihat lebih kredibel di mata calon buyer internasional
  • Menampilkan profil, produk, dan sertifikasi secara lengkap
  • Mempermudah komunikasi via email bisnis atau WhatsApp

💡 Butuh website ekspor? Gunakan jasa dari WebEkspor.com – spesialis website ekspor dengan tampilan profesional dan SEO-ready.

Kesimpulan

Potensi ekspor kakao Indonesia sangat besar, terutama jika ditingkatkan melalui hilirisasi dan penetrasi pasar baru. Untuk bisa bersaing, pelaku usaha perlu meningkatkan mutu, memahami regulasi ekspor, dan membangun eksistensi digital.

📦 Jangan biarkan produk kakao kamu hanya beredar di pasar lokal. 🌍 Bangun kehadiran digital dan mulai ekspor dengan website profesional dari webekspor.com.

    contact